eksplor wisata batu siping


EKSPLOR WISATA BATU SIPING



Tempat Wisata Jeneponto Pondok Batu atau wisata batu sipinga Bangkala Jeneponto Wisata Alam batu batuan alam jeneponto wisata populer dijeneponto kabupaten bangkala terbaru, wisata alam baru dijeneponto batu pondok atau batu sipinga (Kareba, 2016).

Sebelumnya objek baru wisata alam jeneponto tersebut diberi nama Pondok Batu jeneponto namun akhirnya resmi diberi nama Batu Siping Jeneponto. Fonomena Alam Batu Pondo atau Batu Siping sendiri berlokasi di Desa Garasikan, Kecamatan Bangkala. Jika anda ingin berkunjung kesana, hanya menempuh jarak sekitar 10 Kilometer dari pemukiman warga (Kareba, 2016).

Lokasinyapun dekat laut dan Empang yang hanya jarak sekitar 10 Kilometer dari pemukiman warga di Desa Garasikan, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto Sulwesi Selatan (Dinas pariwisata, 2017).

Untuk pentujuk arah menuju lokasi Kata Tathi, “Lewat Desa Banrimanurungki di lorong Bisoli terus saja masuk, adaji tanda tanda lorong ke tempat wisatanya, karena anak laskar petualang yang bikin petunjuk jalan Masuk di lorong Bisoli sekitar 2 km sudah dapatmi tempatnya,”Jelas Andi Rathie Radja kepada (Dinas pariwisata, 2017).


Tempat wisata batu siping ini terletak di tengah tambak warga jeneponto. Batu siping merupakan batu kapur yang berbentuk seperti jamur dan bentuk lainnya yang dapat menarik perhatian para wiata untuk mengunjunginya.

 Referensi
Kareba. 2016. Pondok Batu (Batu Siping) Bangkala Jeneponto Wisata Alam. www.karebaterkini.com. [18 juli 2016].
Dinas pariwisata. 2017. Pondok Batu (Batu Siping) Bangkala Jeneponto Wisata Alam. dinaspariwisatajeneponto.com. 5 dessember 2017. 

LUBANG NERAKA DI TURKIMENISTAN


LUBANG NERAKA DI TURKIMENISTAN



Tentu lubang ini tidak hadir dengan sendirinya.  Pada tahun 1971, para penambang dari Rusia mengebor sebuah lubang kecil yang akhirnya jadi lubang selebar 70 meter. Pengeboran itu pun akhirnya membuat gas yang ada di bawah tanah menjadi aktif.  Akibatnya, gas tersebut menekan permukaan tanah sehingga membuat lubang sebesar itu.  "Kawah" ini berada di dekat Desa Derweze, sebuah desa kecil di Turkmenistan yang berpenduduk 350 jiwa. Kedalaman lubang yang dijuluki penduduk lokal sebagai 'Gates to Hell' ini adalah 20 meter.  Kawah panas ini bukannya ditutup kembali malah dijadikan destinasi wisata para turis (kompasiana, 2015).


Sejak lama daerah Asia Tengah ini memang dikenal memiliki kekayaan gas alam yang melimpah. Tahun 1971 beberapa ahli geologi Russia mencoba melakukan pencarian gas alam dengan cara menggali area tersebut. Saat pengeboran itulah muncul lubang yang diduga mengandung endapan gas. Namun para ahli meyebutkan bahwa gas yang mengandung metana dan beracun ini akan mengganggu warga sekitar (gadis, 2013). 

Karena sudah mengudara dan khawatir merusak atmosfer, mereka kemudian melakukan pembakaran. Selain untuk meredakan efek gas racun tersebut, mereka juga berharap dapat melakukan penambangan  kembali dan api segera padam. Tetapi, ledakan besar justru terjadi sehingga menyebabkan beberapa alat terperosok ke dalamnya. Beberapa penduduk setempat lalu diungsikan. Tidak ada korban akibat ledakan tersebut. Lubang pun semakin menyebar sehingga besarnya berdiameter 70 meter (gadis, 2013). 


Anehnya, api terus menyala bahkan saat hujan sekalipun. Api ini tidak pernah padam selama hampir 37 tahun! Bau belerangnya bahkan cukup kuat saat mendekati kawasan ini. Walaupun begitu, “lubang neraka” Turkmenistan menjadi obyek wisata mengasyikan, terutama jika dikunjungi malam hari karena cahanya dapat dilihat sampai beberapa mil jauhnya (gadis, 2013).

Kompasiana. 2015. Berani Wisata ke 'Gerbang Neraka' di Turkmenistan ini?. https://www.kompasiana.com. [24 Juni 2015 ]
Gadis. 2013. Misteri Lubang Neraka di Turkmenistan. https://www.gadis.co.id. [Maret, 23 2013]



Bioluminescence

Bioluminescence



Bioluminescence atau bioluminesensi adalah emisi cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup karena adanya reaksi kimia tertentu dalam tubuhnya. Kata bioluminescence berasal dari dua bahasa, yaitu bio (=hidup, Yunani) dan lumen (=cahaya, Latin). Fenomena ini dikenalkan pertama kali oleh Aristoteles dalam bukunya yang berjudul "Tentang Warna". Ia menyebutkan bahwa ada sesuatu yang secara alami menyebabkan bagian kepala ikan dan badan sotong terlihat bercahaya. Hingga saat ini, bioluminesensi telah ditemukan secara alami pada berbagai macam organisme di perairan, seperti cumi-cumi, ubur-ubur, gurita, plankton dan lain-lain. Organisme di perairan ini memberikan efek seolah lautan tampak bercahaya (Kompasiana, 2017).
Ada beberapa fungsi bioluminescence bagi hewan laut. Pertama, sebagai pertahanan dari serangan predator. Hewan yang tergolong dalam kelompok dinoflagellateseperti ubur-ubur mempertahankan dirinya dari serangan predator dengan cara memancarkan cahaya pendar sehingga keberadaannya tersamarkan oleh cahaya lain di perairan. 

Fungsi kedua dari fenomena bioluminesensi bagi hewan laut adalah fungsi predasi, yaitu untuk menarik perhatian mangsa. Hewan yang menerapkan fungsi predasi ini contohnya adalah ikan angel, hiu Isistius brasiliensis, dan ikan paus sperma atau Physeter microcephalus. Fungsi lainnya adalah untuk memberikan sinyal kawin. Contohnya cacing Odontosyllis enopladi daerah Bermuda yang menarik perhatian lawan jenisnya dengan memancarkan cahaya (BlackSagittaboy. 2012).
Bioluminescence ditemukan di seluruh biosfer, tetapi hanya pada vertebrata laut, invertebrata dan beberapa jenis tumbuhan. Bioluminescence ditemukan pada makhluk hidup seperti chepalopoda, copepoda, ostracoda, amphipoda, euphausida, beberapa jenis ikan, annelida, plankton dan ubur-ubur. Di darat bioluminescence ditemukan pada beberapa jenis serangga, kunang-kunang, ulat (glow-worm), kumbang dan beberapa jenis diptera. Bioluminescence juga ditemukan pada mikroorganisme (bakteri) di darat maupun di laut.  Bakteri ini tergolong ke dalam bakteri gram negatif, motil, berbentuk batang dan bersifat aerob atau anaerob fakultatif. Contoh bakteri penghasil bioluminescence adalah genus Vibrio (V. harveyi, V. fischeri, V. cholera ), Photobacterium (P. phosphoreum, P. leiognathi), Xenorhabdus (X. luminescens), Alteromonas (A. haneda) dan Shewanella.Sementara itu, hanya sedikit jamur yang diketahui dapat menghasilkan cahaya, di antaranya adalah Armillaria mellea, Panellus Stipticus, Omphalotus nidiformis danMycena sp (BlackSagittaboy. 2012).

Kompasiana. 2017. Fenomena Bioluminesensi pada Hewan Laut. https://www.kompasiana.com.[12 September 2017 ]
BlackSagittaboy. 2012. Bioluminescence. http://blacksagittaboy.blogspot.co.id. [ 29 November 2012]



SCIENCE CAVE


SCIENCE CAVE

Gambar.1. caving 

KONTUR Geografi merupakan organisasi yang bernaung dibawah himpunan Geografi FMIPA UNM yang bertujuan untuk mewadahi minat dan bakat keilmuan geografi. Selain itu juga KONTUR Geografi bergerak di bidang kepecintaalaman misalnya caving dan mountenering.

KONTUR geografi mengadakan salah satu kegiatan yakni caving (Penelusuran gua) dengan tema “ Bersinergi dengan MIPA”. Caving merupakan kegiatan penelusuran gua untuk melihat fenomena-fenomena yang terdapat dalam gua. Kegiatan ini diikuti oleh beberapa Himpunan di FMIPA UNM  dan bebrapa MAPALA di Makassar. Tujuan pertama dari kegiatan ini adalah untuk mengkaji fenomena yang terdapat di gua sesuai dengan bidang ilmu peserta yang hadir di caving. Adapun tujuan lainnya adalah mempererat ikatan silaturahmi antara lembaga kemahasiswaan di FMIPA UNM serta MAPALA yang ada di makassar.

Gambar.2. Diskusi tentang fenomena Gua


Tahap dari kegiatan ini adalah pemberian materi caving lalu dilanjutkan dengan caving (penelusuran gua) untuk melihat langsung fenomena yang terdapat di gua, setelah itu diadakan diskusi dan mengkaji fenomena dari gua dari bidang ilmu masing-masing peserta.
Ketua panitia caving, ashar, berharap kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang direncanakan dan dapat memenuhi tujuan yang ingin dicapai yakni terciptanya silaturahmi antar sesama organisasi baik lingkup kemahasiswaan maupun kepencintaalaman.
Panglima KONTUR geografi, A. Ibnu rahmatullah qamal mengatakan bahwa "kegiatan ini dapat memberikan ilmu serta mempererta hubungan silaturahmi".



Sun Dog


Sun Dog



Fenomena Sun Dog (Sundog) yang kadang juga disebut dengan Parhelionadalah sebuah fenomena ketika kita bisa melihat adanya kumpulan cahaya tambahan di kedua sisi matahari. Kadang, kumpulan cahaya ini bisa terlihat seperti bola yang membuat kita berpikir kalau cahaya ini adalah matahari tambahan

Fenomena ini bisa muncul dimana saja dan kapan saja. Namun, ia akan lebih mudah terlihat ketika matahari berada pada posisi yang lebih rendah di Horizon (saat terbit atau terbenam).
Pada matahari terbit, matahari akan naik semakin tinggi, Sun Dog pun akan bergeser dari sudut 22 derajat. Ketika matahari menjadi lebih tinggi lagi, Sun Dog pun lenyap.

Umumnya Sun Dog berwarna merah ketika ia berada pada jarak terdekat dari matahari. Ketika ia semakin menjauh dari matahari, warnanya akan berubah mengarah ke biru (Enigma, 2010).


Pembentukan Sun Dogs berawal dari cahaya matahari bersinar menembus kumpulan lempeng es kristal heksagonal yang tersusun secara horizontal di langit yang mengakibatkan cahaya itu dibelokkan dengan sudut minimum 22 derajat. Proses ini dapat disamakan dengan proses terbentuknya pelangi karena cahaya matahari yang menyinari tetesan air di angkasa. Namun, ketika matahari berada pada posisi yang lebih rendah daripada horizon, ia akan lebih mudah terlihat (kompasiana, 2017).


Referensi 
Kompasiana. 2017. Fenomena Sun Dog. https://www.kompasiana.com. [3 September 2017]
Enigma. 2010. Memahami Fenomena Sun Dog. http://www.enigmablogger.com. [30 juni 2010]



Genung Erebus


Gunung Erebus



Gunung Erebus yg terletak di Ross Island, Antartica ini merupakan gunung berapi yg paling aktif di belahan bumi bagian selatan. Gunung yg memiliki ketinggian 3794 meter ini ditemukan pertama kali pada tahun 1841 oleh James Ross. Dan didaki pertama kali pada tahun 1908 oleh anggota Ernest Shackleton's expedition. Penelitian ilmiah tentang Gunung Erebus, yang disponsori oleh US National Science Foundation (NSF) telah dimulai sejak awal 1970-an yg meliputi studi petrologi dan geofisika dasar gunung berapi, sejarah letusan, aktivitas dan perilaku danau lava, dan dampak keseluruhan dari gunung berapi di Antartika dan global lingkungan (berita unik, ).



Gunung Erebus ini merupakan salah satu dari sedikit gunung di bumi ini yang memiliki danau lava yg berumur panjang dengan suhu yg mencapai 1700 derajat Fahrenhait. Karakteristik aktivitas ledakan dari Gunung Erebus ini terdiri dari ledakan Strombolian dari danau lava atau dari salah satu lubang kawah di gunung berapi tersebut. Gunung Erebus diklasifikasikan sebagai polygenetic stratovolcano (pegunungan gunung berapi yang tinggi dan mengerucut yang terdiri atas lava dan abu vulkanik yang mengeras), sebagian dari dasar gunung adalah perisai dan di puncaknya adalah sebuah stratocone. Sementara di dalam Gunung Erebus sangat panas, di bagian luarnya mempunyai suhu ekstrim yg sangat dingin. Di sisi Gunung Erebus yg tertutup lapisan es tersebut terdapat sebuah gua es yg terbentuk dari gas vuklanik yg keluar dari Gunung Erebus. Karena gas vulkanik tersebut, gua es ini konsisten pada suhu 32 derajat (Ipa edukasi, 2013)


Selain gua es, di salah satu bagian Gunung Erebus jg terdapat menara es. Menara es adalah sebuah patung es tinggi yang terbentuk di atas fumarol. Fumarol adalah lubang di dalam kerak bumi yang sering terdapat di sekitar gunung berapi, yang mengeluarkan uap dan gas seperti karbon dioksida, sulfur dioksida, asam hidroklorik, dan hidrogen sulfida. Gas dan uap air yg keluar dari dalam tanah bertemu dengan udara yg sangat dingin di atas permukaan tanah, kemudian uap air tersebut menjadi dingin dan membeku yg akhirnya terbentuklah sebuah menara es. Semakin lama menara tersebut akan semakin bertambah tingginya dan ketebalannya dapat mencapai 20 kaki (Ipa edukasi, 2013).

Gunung Erebus merupakan gunung berapi aktif paling selatan di planet ini. Gunung ini mulai terbentuk sekitar 1,3 juta tahun yang lalu dan sekarang menjulang 3.794 meter di atas permukaan laut. Lerengnya tertutup salju, es, gletser, jurang es, dan sesekali aliran lava, tetapi uap hampir selalu mengepul di puncaknya, menandakan panas di dalamnya. Jika diibaratkan kudapan, Erebus seperti kebalikan es krim goreng-beku di luar, panas di dalam.


referensi
Ipa edukasi.  2013. Erebus, gunung api es.  http://ipaedukasi-supena-ilmu pengetahuan alam.blogspot.co.id.



kunjungi linimasa kami,
facebook : kontur Geografi
Instagram : konturgeografi
Google+ : Kontur Geografi


PALUNG MARIANA

PALUNG MARIANA


Palung laut merupakan depresi topografi sempit yang merupakan bagian terdalam dari dasar atau lantai samudera. Ciri khas yang dimiliki oleh palung laut berbeda dengan batas konvergen. Palung laut ini dapat kita bayangkan sendiri seberapa dalamnya. Bahkan titik terendah dari Bumi ini berada di salah satu palung laut yang ada di Samudera Pasifik, yakni Palung Mariana.  Palung Mariana terletak di Samudera Pasifik, sebelah timur Kepulauan Mariana, tepatnya dengan koordinat 11° 21' Utara latitude dan 142° 12' Timur longitude, juga dekat Jepang. Palung Mariana merupakan bagian terdalam dari laut di dunia, sekaligus merupakan lokasi yang terdalam di dunia.  Palung Mariana mempunyai kedalaman hingga mencapai 10.923 meter (Pemburu ombak, 2017) . Kedalaman palung Mariana sendiri adalah 11.033 meter, sementara tekanan di bagian terdalam palung tersebut mencapai 8 ton per inci persegi. Sementara itu, panjang palung Mariana adalah sebesar 2,542 km dengan lebar 69 km.
Palung terdalam peringkat nomor satu di dunia, diduduki oleh Palung Mariana. Palung Mariana merupakan palung yang berada di kawasan samudera Pasifik. Palung Mariana ini tepatnya terletak di Filipina. Palung Mariana menjadi palung yang paling dalam di dunia yang mana kedalamannya mencapai 10.911 meter di bawah permukaan air laut. Titik terdalam di palung ini dinamai Challenger. Nama ini didapat setelah dilakukan penelitian oleh kapal Angkatan Laut Britania Challenger II  pada tahun 1951 (Pemburu Ombak, 2017).


Kedalaman laut dengan tekanan luar biasa tinggi ini awalnya dianggap hanya dihuni oleh spesies primitif, namun penemuan belakangan ini menunjukkan bahwa di dalam laut terdalam terdapat banyak spesies yang bahkan belum bisa diidentifikasi. Beberapa merupakan makhluk yang ukurannya kecil, namun mereka bisa bertahan dalam kondisi lingkungan yang paling ekstrim.

Berikut ini adalah gambar-gambar dari makhluk unik penghuni palung Mariana.











Pemburu Ombak. 2017.  ketahui lebih dalam mengenai palung. http://www.pemburuombak.com. [10, mei 2017]
Universal. 2017. Melihat penghuni palung mariana lebih dalam. http://uni-object.blogspot.co.id. [18, juni 2010]

kunjungi linimasa kami,

facebook : kontur Geografi
Instagram : konturgeografi
Google+ : Kontur Geografi






AURORA




 Pengertian Aurora
Aurora adalah fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer pada sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari. Aurora dibedakan menjadi dua macam, yaitu aurora yang terjadi di daerah sebelah utara, yang dikenal dengan nama Aurora Borealis. Aurora yang terjadi daerah sebelah selatan dikenal dengan nama Aurora Australis (Gunung Toba, 2017).
1.      Terbentuknya Aurora

Aurora ialah cahaya yang tercipta dari udara yang dikarenakan oleh atom-atom dan juga molekul yang bertumbukan dengan partikel yang memiliki muatan, terutama elektron dan proton yang berasal dari dalam matahari. Partikel-partikel tersebut terlempar dari matahari dengan kecepatan hingga lebih dari 500 mil/detik dan kemudian terhisap oleh medan magnet bumi di sekitar kutub Utara dan juga kutub Selatan. Warna-warna yang dihasilkan aurora disebabkan oleh adanya benturan partikel dan molekul ataupun atom yang berbeda. Misalnya, aurora warna hijau terbentuk oleh benturan antara partikel elektron dengan molekul nitrogen. Aurora warna merah terjadi karena benturan antara partikel elektron dan juga atom oksigen. Bagian yang penting dari mekanisme aurora ialah angin matahari atau angin surya.
Angin matahari yakni sebuah aliran partikel yang keluar dari dalam matahari. Angin matahari menggerakkan sebagian ataupun sejumlah besar listrik di atmosfer (Sabuk Van Allen). Energi itu akan mempercepat partikel ke atmosfer bagian atas, kemudian akan bertabrakkan dengan beragam gas. Sehingga hasilnya ialah warna-warna yang bergerak-gerak di angkasa. Proses terjadinya aurora tersebut menimbulkan cahaya yang berwarna, dan merupakan hasil dari partikel dan juga atom berbeda yang mengalami benturan (Sekolah Pendidikan, 2016).

REFERENSI
Gunung Toba. Fenomena Geografi. 2017. http://gunungtoba2014.blogspot.co.id. [29, April, 2014].
Sekolah Pendidikan. 2016. Pengertian aurora. https://www.sekolahpendidikan.com



kunjungi linimasa kami,
facebook : kontur Geografi
Instagram : konturgeografi
Google+ : Kontur Geografi