[kontur infogram]

[kontur infogram]
Juli – Oktober 1857, Wallace melakukan eksplorasi di Bantimurung. Tahun 1869, ia mempublikasikan “The Malay Archipelago”. Setelahnya, banyak penelitian kehati di Maros;
1993, Kongres XI International Union of Speleology merekomendasikan Karst Maros-Pangkep sebagai Warisan Dunia;
Mei 2001, IUCN Asia Regional Office dan UNESCO World Heritage Center mengadakan The Asia-Pasific Forum on Karst Ecosystems and World Heritage di Gunung Mulu, Serawak, Malaysia. Forum ini memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Indonesia agar mengkonservasi kawasan Karst Maros Pangkep;
Pada tahun 2004, Menhut menerbitkan SK. 398/Menhut-II/2004 tanggal 18 Oktober 2004 tentang Perubahan fungsi kawasan hutan pada Kelompok Hutan Bantimurung-
Balusaraung seluas ± 43.750 (empat puluh tiga ribu tujuh ratus lima puluh) hektar
Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Secara administrasi pemerintahan, terletak di wilayah Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis areal ini terletak antara 119° 34' 17” – 119° 55' 13” Bujur Timur dan antara 4° 42' 49” – 5° 06' 42” Lintang Selatan.
-KAWASAN Karst Maros-Pangkep merupakan karst terbesar dan terindah kedua setelah China Selatan. beberapa yang menjadi destinasi wisata, seperti Bantimurung, Leang Leang, air terjun di Mallawa, Biseang Labboro (Bislab), Gunung Bulusaraung Pengkep dan Leang Lonrong di Pangkep.
-Kawasan Bantimurung tercatat memiliki sekitar 268 goa. Gua Terpanjang di Indonesia dengan keanekaragaman hayati. Sistem Gua Salukkang Kallang merupakan salah satu sistem terpanjang di Indonesia yang sudah dipetakan dan dipublikasikan melalui laporan Speleologi oleh Association Pyrénéenne de Spéléologie (APS) Perancis yang telah melakukan kegiatan eksplorasi gua di Maros sejak tahun 1980. Sistem Gua Salukkang Kallang dipetakan sejauh 12.263 m yang hingga saat ini belum ada gua di Indonesia yang dipetakan dan dipublikasikan.
# konturinfogram
#konturgeografi

#geografiunm

RAMMANG-RAMMANG EXPLOITATION

Rammang-Rammang adalah sebuah tempat di gugusan pegunungan karst (kapur) Maros-Pangkep. Letaknya di desa Salenrang, Kecamatan BontoaKabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, sekitar 40 km di sebelah utara Kota Makassar.
Rammang-Rammang dapat ditempuh melalui jalur darat dengan kendaraan bermotor dalam waktu kurang lebih 2 jam dari Kota Makassar. Rammang-Rammang mudah dijangkau karena terletak hanya beberapa meter dari jalan raya lintas provinsi.
Nama "Rammang-Rammang" berasal dari Bahasa Makassar, di mana kata rammang berarti "awan" atau "kabut". Jadi rammang-rammang berarti sekumpulan awan atau kabut. Menurut cerita penduduk setempat, tempat ini diberi nama Rammang-Rammang karena awan atau kabut yang selalu turun, terutama di pagi hari atau ketika hujan.
Tempat yang menarik di kawasan ini adalah taman hutan batu kapur, telaga Bidadari, gua Bulu' Barakka’, gua Telapak Tangan, gua Pasaung, sungai Pute dan kampung Berua.
Luas haman hutan batu Kapur Rammang-Rammang bertebar adalah 45 000 hektar (45à km²) dan merupakan kawasan karst terbesar ketiga di dunia, setelah Tsingy di Madagaskar dan Shilin di Tiongkok. Terdapat dua kompleks taman hutan batu di Rammang-Rammang, yakni di utara dan di selatan.

LAGUNA

Laguna (atau lagoon dalam bahasa Inggris) adalah sekumpulan air asin yang terpisah dari laut oleh penghalang yang berupa pasir, batu karang atau semacamnya. Jadi, air yang tertutup di belakang gugusan karang (barrier reef) atau pulau-pulau atau didalam atol disebut laguna.
Istilah lagoon dalam bahasa Inggris dimulai tahun 1769. Diadaptasi dari laguna Venesia (cf Latin lacuna, ‘ruang kosong’), yang secara khusus menunjuk ke pembatas Venesia, tanah pembendung air laut, yang melindungi dari Laut Adriatik dengan pantai penghalang Lido (lihat Laguna Venesia). Laguna menunjuk ke laguna pantai yang terbentuk oleh pasir atau karang di pantai yang dangkal dan laguna atol yang terbentuk dari pertumbuhan terumbu karang. Dari bahasa Inggris inilah kata laguna dalam bahasa Indonesia berasal.
Hampir separuh daerah Kiritimati diliputi laguna, sebagian air tawar dan sebagian air asin.
Laguna pantai biasa ditemukan di pantai dengan pasang surut relatif kecil. Ia mencakup kira-kira 13 persen dari keseluruhan garis pantai. Umumnya memanjang sejajar dengan pantai dan dipisahkan dari laut oleh pulau penghalang, pasir dan bebatuan atau terumbu karang. Penghalang laguna bukan karang dibentuk oleh aksi gelombang atas arus pelabuhan yang terus menerus membuat sedimen kasar lepas pantai. Sekali penghalang laguna terbentuk, sedimen yang lebih runcing bisa menetap di air yang relatif tenang di belakang penghalang, termasuk sedimen yang dibawa ke laguna oleh sungai. Khasnya laguna pesisir memiliki bukaan sempit ke laut. Sebagai akibatnya, keadaan air dalam laguna bisa agak berbeda dari air terbuka di laut dalam hal suhu, salinitas, oksigen yang dibebaskan dan muatan sedimen.
Di sejumlah daerah yang penduduknya menuturkan bahasa Inggris, laguna pesisir kadang-kadang disebut sound, bay, river, atau lake. Albemarle Sound di North Carolina, Great South Bay, antara Long Island dan pantai penghalang di Fire Island di New York, Banana River di Florida dan Lake Illawarra di New South Wales semuanya laguna. Di Britania Raya ada laguna di Montrose, (Skotlandia) dan Tywyn (Wales), sedangkan pengembangan air di Chesil Beach, Inggris, dikenal sebagai fleet, bisa juga disebut laguna. Ada juga satu laguna dekat kota kecil Dingle di Irlandia barat.
Di Meksiko kadang penggunaan “laguna”, yang juga diterjemahkan sebagai “lagoon”, digunakan untuk menunjukkan danau, sebagaimana Laguna Catemaco.

geografiindonesia.wordpress.com

Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Di Indonesia

Prakiraan Musim Hujan 2016/2017
Wilayah Indonesia berada pada posisi strategis, terletak di daerah tropis, diantara Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui garis katulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur, terdapat banyak selat dan teluk, menyebabkan wilayah Indonesia rentan terhadap perubahan iklim/cuaca.
Fenomena yang mempengaruhi iklim di Indonesia :
  1. El Nino dan La Nina
  2. Dipole Mode
  3. Sirkulasi Monsun Asia - Australia
  4. Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone / ITCZ)
  5. Suhu Permukaan Laut di Wilayah Indonesia
Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut :
  1. Awal Musim Hujan 2016/ 2017 di 342 Zona Musim (ZOM) diprakirakan umumnya mulai bulan September 2016 sebanyak 86 ZOM (25.1%), Oktober 2016 sebanyak 83 ZOM (24.3%), dan November 2016 sebanyak 89 ZOM (26%). Sedangkan beberapa daerah lainnya awal Musim Hujan terjadi pada Juni 2016 sebanyak 2 ZOM (0.6%), Juli 2016 sebanyak 2 ZOM (0.6%), Agustus 2016 sebanyak 44 ZOM (12.9%), Desember 2016 sebanyak 13 ZOM (3.8%), Januari 2017 sebanyak 1 ZOM (0.3%), Maret 2017 sebanyak 6 ZOM (1.8%), April 2017 sebanyak 3 ZOM (0.9%) dan Mei 2017 1 ZOM (0.3%).
  2. Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1981- 2010) di 342 Zona Musim, Awal Musim Hujan 2016/ 2017, sebagian besar daerah yaitu 231 ZOM (67.5%) maju jika dibandingkan dengan rata-ratanya dan 66 ZOM (19.3%) sama terhadap rata-ratanya. Sedangkan yang mundur terhadap ratarata 33 ZOM (9.6%).
  3. Sifat Hujan selama Musim Hujan 2016/ 2017 di sebagian besar daerah yaitu 174 ZOM (50.88%) diprakirakan Normal dan 164 ZOM (47.95%) Atas Normal. Sedangkan Bawah Normal yaitu sebanyak 4 ZOM (1.17%).

bmkg.go.id

25 Peristiwa Langit Penting Sepanjang Tahun 2017

Tahun 2016 mungkin akan diingat sebagai tahun yang luar biasa di benak para pengamat langit. Bagaimana tidak, tahun ini Indonesia disapa gerhana Matahari total yang sangat berkesan. Lalu, bagaimana dengan tahun 2017?

Sayangnya, tak ada lagi gerhana Matahari, tak ada lagi Supermoon terbesar dalam seabad terakhir. Walau begitu, masih banyak peristiwa langit lainnya yang tak kalah menarik yang bakal menghiasi langit malam kita sepanjang tahun 2017. Penasaran?

Di bawah ini, InfoAstronomy.org telah merangkum jadwalnya. Jangan lupa bookmark sebagai kalender astronomi Anda, ya!

4 Januari 2017: Hujan Meteor Quadrantid

Hujan meteor Quadrantid akan menjadi peristiwa hujan meteor pembuka tahun 2017. Setiap tahunnya, hujan meteor ini dapat mencapai intensitas 80 meteor per jam. Hujan meteor Quadrantid sebenarnya terjadi pada rentang tanggal 1-6 Januari, namun mencapai puncaknya pada tangah malam hingga dini hari tangggal 4 Januari. Yang pasti, peristiwa ini bisa diamati di seluruh Indonesia.

4 Januari 2017: Bumi di Perihelion

Bukan, perihelion bukan bahasa latin dari "kiamat". Dalam astronomi, perihelion adalah istilah yang menyatakan jarak terdekat yang dicapai Bumi dalam mengelilingi Matahari. Pada tanggal 4 Januari 2017, jarak Bumi ke Matahari hanya sekitar 0,98 AU, di mana 1 AU setara dengan 150 juta km.

Jarak Bumi dari Matahari bervariasi sekitar 3% karena orbitnya sedikit berbentuk oval, mengikuti jalan yang disebut elips. Dalam prakteknya, variasi ini memang sangat sedikit persentasenya, namun perbedaan jarak antara perihelion dengan aphelion (jarak terjauh Bumi dari Matahari) cukup signifikan.

6 Januari 2017: Komet 45P/Honda-Mrkos-Pajdusakova Makin Terang

Komet 45P/Honda-Mrkos-Pajdusakova diperkirakan akan mencapai puncak kecerlangannya, sekitar magnitudo +6,4, pada 6 Januari 2017 mendatang. Pada saat itu, ia akan berada pada jarak 0,54 AU dari Matahari, dan 0,59 AU dari Bumi. Sayangnya, dari Indonesia, komet ini ternyata akan sedikit sukar untuk diamati. Komet ini akan mencapai titik tertinggi di langit pada siang hari di seluruh wilayah Indonesia, dan akan berada di atas 10° di atas horizon barat pada saat senja.

11 Januari 2017: Planet Merkurius Mencapai Puncak Kecerlangannya

Pada tanggal ini, kita berkesempatan melihat planet Merkurius di langit timur sebelum fajar. Planet terdekat Matahari itu akan mencapai puncak kecerlangannya dengan magnitudo  -2,2. Waktu terbaik untuk mengamatinya adalah 1 jam 34 menit sebelum Matahari terbit. Merkurius akan mencapai ketinggian 16° di atas ufuk timur saat itu.

11 Februari 2017: Gerhana Bulan Penumbra

Akan ada peristiwa langit berupa gerhana Bulan penumbra di tanggal ini, yang sayangnya tidak akan terlihat dari Jakarta karena Bulan sudah berada di bawah horizon barat pada saat puncak gerhana terjadi. Gerhana ini akan berlangsung dari 05:35 sampai 09:54 WIB, dan puncak gerhana akan terjadi pada pukul 07:45 WIB.

17 Februari 2017: Planet Venus Mencapai Puncak Kecerlangannya

Inilah saat terbaik untuk mengamati Venus! Bila Anda pernah melihat objek seperti bintang namun tampak sangat terang, itulah Venus. Planet kedua terdekat dari Matahari ini akan mencapai puncak kecerlangannya pada tanggal ini, ia akan bersinar terang di magnitudo -5,5 Dari Indonesia, Venus sudah terlihat mulai pukul 18:27 WIB, di mana saat itu Venus berada di ketinggian 29° dari atas ufuk barat.

26 Februari 2017: Gerhana Matahari Cincin

Belum bisa move on dari gerhana Matahari total 9 Maret 2016 kemarin? Tenang, peristiwa gerhana Matahari cincin ini akan membuat Anda tambah sulit untuk move on! Pada tanggal ini, Bulan akan melintas di depan wajah Matahari. Tapi karena Bulan berada di jarak terjauh dari Bumi, maka diameter Bulan akan lebih kecil dan terjadilah gerhana cincin.

Sayangnya, gerhana Matahari cincin ini tak terlihat sama sekali di Indonesia. Wilayah-wilayah beruntung yang dapat menyaksikannya adalah Argentina (Matahari 97% tertutup), Cile (97% tertutup), Angola (96% tertutup), Republik Demokratik Kongo (96% tertutup), Zambia (96% tertutup) dan Namibia (92% tertutup).

11 Maret 2017: Komet 2P/Encke Mencapai Puncak Kecerlangannya

Pada tanggal ini, komet 2P/Encke akan mencapai puncak kercerlangannya, yakni sekitar magnitudo +5,9. Pada magnitudo itu, komet masih cukup sulit dilihat dengan mata telanjang, ditambah posisinya yang cukup dekat dengan Matahari. Komet 2P pada tanggal ini akan berada pada jarak 0,34 AU dari Matahari, dan 0,66 AU dari Bumi.

20 Maret 2017: Ekuinoks Maret

Pada tanggal ini, tepatnya pada pukul 17:21 WIB, akan terjadi ekuinoks Maret, yakni peristiwa ketika Matahari berada di atas cakrawala. Menurut definisi astronomi, ekuinoks Maret ini menandai awal musim semi di belahan Bumi utara dan musim gugur di belahan Bumi selatan.

Pada hari ekuinoks, Matahari akan terbit tepat di ufuk timur, lalu berada tepat di atas kepala bagi yang tinggal di garis ekuator, dan akan terbenam tepat di ufuk barat. Pada hari ini juga, kala siang dan malam di Bumi akan sama rata masing-masing 12 jam.

8 April 2017: Oposisi Jupiter

Opsisi Jupiter merupakan peristiwa ketika Matahari-Bumi-Jupiter berada satu garis lurus di bidang Tata Surya. Dengan begitu, peristiwa ini juga menandai jarak terdekat antara Bumi dengan Jupiter, dan membuat Jupiter berada di posisi yang baik untuk diobservasi.

Dari Indonesia, Jupiter akan terlihat dari pukul 18:22 WIB hingga keesokan hari pukul 05:26 WIB. Planet termasif di Tata Surya ini akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 23:52 WIB, yakni di ketinggian 89° di atas horizon timur laut.

Planet ini bisa diamati dengan mata telanjang bagai bintang kuning yang terang. Bagi Anda yang punya teleskop, Anda akan melihat diameter sudut Jupiter yang lebih besar beserta munculnya empat satelit alami besar miliknya; Io, Kalisto, Ganimede, dan Europa.

23 April 2017: Hujan Meteor Lyrid

Setelah tidak ada peristiwa hujan meteor sejak Quadrantid di Januari, akhirnya muncul lagi peristiwa hujan meteor, yakni hujan meteor Lyrid. Hujan meteor ini akan mencapai puncaknya di tanggal ini, 23 April 2017. Namun, ia sebenarnya sudah terjadi pada rentang waktu 19-25 April. Titik radian hujan meteor ini adalah rasi bintang Lyra, dan diperkirakan akan mencapai intensitas 10 meteor per jam, dapat diamati dengan mata telanjang di seluruh Indonesia.  

6-7 Mei 2017: Hujan Meteor Eta Aquarid

Hujan meteor Lyrid pada 23 April membuka musim hujan meteor setiap tahunnya. Tak perlu menunggu waktu lama, pada 6-7 Mei akan terjadi lagi hujan meteor lainnya, yang kali ini merupakan hujan meteor Eta Aquarid.

Eta Aquarids adalah hujan meteor yang dapat memproduksi hingga 60 meteor per jam pada puncaknya. Hujan meteor yang berasal dari debu komet Halley ini terjadi pada rentang tanggal 19 April hingga 28 Mei, dan puncaknya adalah pada malam 6 Mei hingga dini hari 7 Mei. Titik radiannya adalah rasi bintang Aquarius.

15 Juni 2017: Oposisi Saturnus

Sama seperti Jupiter, karena Saturnus adalah planet luar, maka oposisi bisa terjadi setiap tahunnya. Di tahun 2017, oposisi Saturnus, atau ketika Matahari-Bumi-Saturnus berada dalam satu garis lurus akan terjadi tanggal 15 Juni.

Sang planet bercincin ini akan berada di jarak terdekat dengan Bumi dan wajahnya akan sepenuhnya diterangi oleh Matahari jika diamati dari Bumi. Dengan begitu, kenampakannya akan lebih terang, paling terang di tahun 2017.

Planet Saturnus yang beroposisi pada tanggal ini bisa diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang. Sayangnya, untuk melihat cincinnya beserta satelit-satelit alami besarnya, kita membutuhkan teleskop.

21 Juni 2017: Solstis Juni

Titik balik Matahari Juni atau solstis Juni bakal terjadi pada pukul 11:24 WIB di tanggal ini. Solstis Juni menandai peristiwa ketika kutub utara Bumi yang akan lebih condong ke arah Matahari. Ini juga adalah hari pertama musim panas (summer solstice) di belahan Bumi utara dan hari pertama musim dingin (winter solstice) di belahan Bumi selatan.

29-29 Juni 2017: Hujan Meteor Delta Aquarid

Setelah Eta Aquarid pada 6-7 Mei, hujan meteor yang masih bertitik radian di rasi bintang Aquarius selanjutnya adalah Delta Aquarid. Hujan meteor ini terjadi pada rentang tanggal 12 Juli hingga 23 Agustus, namun puncaknya terjadi pada malam 28 Juli hingga dini hari 29 Juli.

Jika Anda mengamati di lokasi pengamatan yang gelap dan bebas polusi, diperkirakan akan ada 20 meteor per jam. Peristiwa hujan meteor ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.

7-8 Agustus 2017: Gerhana Bulan Parsial

Sebuah peristiwa gerhana Bulan parsial akan terjadi pada 7-8 Agustus 2017. Gerhana ini terjadi ketika sebagian wajah Bulan melewati bayangan umbra Bumi, sehingga akan tampak tergigit. Gerhana ini akan terlihat jelas di sebagian besar Afrika bagian timur, Asia Tengah, Samudera Hindia, dan Australia.

Dan bahagianya kita, Indonesia kebagian untuk melihat peristiwa gerhana Bulan parsial ini! Gerhana akan dimulai ketika Bulan memasuki bayangan penumbra Bumi, yakni pukul 22:50 WIB (7 Agustus). Puncak gerhana sendiri akan terjadi pada pukul 01:20 WIB (8 Agustus). Selanjutnya, gerhana akan berakhir pukul 03:50 WIB (8 Agustus). Puncak gerhana berlangsung selama 1 jam 55 menit.

12-13 Agustus 2017: Hujan Meteor Perseid

Hujan meteor Perseid adalah salah satu hujan meteor terbaik untuk diamati. Bagaimana tidak, pada puncaknya, Perseid dapat memproduksi hingga 60 meteor per jam. Meteor-meteor yang melesat pada hujan meteor ini dihasilkan oleh debu komet Swift-Tuttle yang ditemukan pada 1862.

Setiap tahunnya, Perseid terjadi pada rentang tanggal 17 Juli hingga 24 Agustus, dan puncaknya terjadi pada malam 12 Agustus hingga dini hari 13 Agustus. Sayangnya, di tahun 2017 hujan meteor Perseid bertepatan dengan fase Bulan bungkuk, sehingga cahaya Bulan yang terang dapat meredupkan meteor-meteor kecil.

21 Agustus 2017: Gerhana Matahari Total

Sebuah peristiwa gerhana Matahari total -- ya, peristiwa yang sama seperti yang terjadi pada 9 Maret 2016 -- akan terjadi lagi pada 21 Agustus 2017. Tapi kali ini bukan Indonesia yang menjadi "tuan rumah"-nya, melainkan giliran Amerika Serikat.

Seluruh warga di AS dapat bersuka cita, sebab untuk dataran hanya wilayah AS lah yang dilalui jalur gerhana total. Jalur totalitas akan dimulai di Samudra Pasifik dan akan melalui perjalanan panjang ke pusat wilayah AS.

Gerhana total akan terlihat di negara bagian Oregon, Idaho, Wyoming, Nebraska, Missouri, Kentucky, Tennessee, North Carolina, dan Carolina Selatan, sebelum akhirnya berakhir di Samudera Atlantik. Ingin "menjemput" gerhana di AS ini? Sebaiknya booking tiket perjalanan dan hotel dari sekarang!

23 September 2017: Ekuinoks September

Sama seperti yang terjadi pada bulan Maret, di September 2017 juga akan terjadi peristiwa ekuinoks, tepatnya terjadi pada tanggal 23 pukul 03:02 WIB. Pada ekuinoks, Matahari akan bersinar langsung di atas ekuator. Ini juga merupakan hari pertama musim gugur di belahan Bumi utara dan hari pertama musim semi di belahan Bumi selatan.

7 Oktober 2017: Hujan Meteor Draconid

Hujan meteor Draconid bukan merupakan hujan meteor besar, ia termasuk hujan meteor minor yang hanya berintensitas 10 meteor per jam. Hujan meteor init terjadi pada rentang tanggal 6-10 Oktober dan puncaknya terjadi pada tengah malam sampai dini hari tanggal 7 Oktober. Titik radiannya adalah rasi bintang Draco, dan hujan meteor ini dapat diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.

21-22 Oktober 2017: Hujan Meteor Orionid

Pernah melihat tiga bintang sejajar di langit malam? Itulah rasi bintang Orion. Pada tanggal 21-22 Oktober 2017, hujan meteor akan terjadi di rasi bintang ini, hujan meteor Orionid! Diperkirakan akan tampak 20 meteor per jam saat puncaknya. Tentu bisa diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.

17-18 November 2017: Hujan Meteor Leonid

Hujan meteor lagi? Yak, betul. Hujan meteor Leonid dapat memproduksi hingga 15 meteor per jam saat puncaknya. Anda bisa mengamatinya mulai malam 17 November hingga dini hari 18 November. Titik radiannya adalah rasi bintang Leo, dan tentu bisa diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.

3 Desember 2017: Supermoon

Walaupun tak sebesar Supermoon yang terjadi pada 14 November 2016 kemarin, Supermoon pada 3 Desember 2017 ini merupakan Bulan Purnama terbesar yang terjadi sepanjang tahun 2017. Fase Purnama akan terjadi pada pukul 22:47 WIB. Bulan akan nampak lebih besar dan lebih terang daripada kenampakan Bulan di tahun 2017.

13-14 Desember 2017: Hujan Meteor Geminid

Hujan meteor Geminid adalah raja dari seluruh peristiwa hujan meteor, ia juga menjadi peristiwa hujan meteor penutup setiap tahunnya. Disebut raja hujan meteor, karena pada puncaknya Geminid dapat memproduksi hingga 120 meteor per jam.

Lesatan meteor pada hujan meteor Gemind berasal dari debu asteroid 3200 Phaethon, yang ditemukan pada tahun 1982. Hujan meteor ini terjadi pada rentang tanggal 7-17 Desember, dan puncaknya terjadi pada malam tanggal 13 Desember hingga dini hari 14 Desember. Bisa diamati di rasi bintang Gemini di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.

21 Desember 2017: Solstis Desember

Kebalikan dari solstis Juni, solstis Desember yang terjadi pada 23:28 WIB ini menandai peristiwa ketika kutub selatan Bumi akan lebih condong ke arah Matahari. Ini adalah hari pertama musim dingin (winter solstice) di belahan Bumi utara dan hari pertama musim panas (summer solstice) di belahan Bumi selatan.

Nah, itulah 25 peristiwa langit penting dan wajib diamati yang bakal terjadi pada tahun 2017. Mana yang paling Anda tunggu?



http://www.infoastronomy.org/2016/11/peristiwa-langit-sepanjang-tahun-2017.html


Konservasi Mangrove, apa pentingnya?

What is it?
 Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di air payau,dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut (https://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_bakau). Habitat mangrove seringkali ditemukan di tempat pertemuan antara muara sungai dan air laut yang kemudian menjadi pelindung daratan dari gelombang laut yang besar. Sungai mengalirkan air tawar untuk mangrove dan pada saat pasang, pohon mangrove dikelilingi oleh air garam atau air payau.
Hutan mangrove tumbuh subur dan luas di daerah delta dan aliran sungai yang besar dengan muara yang lebar. Di pantai yang tidak ada sungainya, daerah mangrovenya sempit.
Ekosistem hutan mangrove memberikan banyak manfaat baik secara tidak langsung (non economic value) maupun secara langsung kepada kehidupan manusia (economic vallues)

For what?

Menumbuhkan pulau dan menstabilkan pantai
Salah satu peran dan sekaligus manfaat ekosistem mangrove, adalah adanya
sistem perakaran mangrove yang kompleks dan rapat, lebat dapat memerangkap
sisa-sia bahan organik dan endapan yang terbawa air laut dari bagian daratan. Proses ini
menyebabkan air laut terjaga kebersihannya dan dengan demikian memelihara kehidupan
padang lamun (seagrass) dan terumbu karang.

Menjernihkan air
Akar pernafasan (akar pasak) dari api-api dan tancang bukan hanya berfungsi untuk pernafasan
tanaman saja, tetapi berperan juga dalam menangkap endapan dan bisa membersihkan kandungan
zat-zat kimia dari air yang datang dari daratan dan mengalir ke laut. Air sungai yang mengalir dari daratan seringkali membawa zat-zat kimia atau polutan. Bila air sungai melewati akar-akar pasak pohon api-api,
zat-zat kimia tersebut dapat dilepaskan dan air yang terus mengalir ke laut menjadi bersih.

Mengawali rantai makanan
Daun mangrove yang jatuh dan masuk ke dalam air. Setelah mencapai dasar teruraikan oleh mikro organisme (bakteri dan jamur). Hasil penguraian ini merupakan makanan bagi larva dan hewan kecil air yang pada gilirannya menjadi mangsa hewan yang lebih besar serta hewan darat yang bermukim atau berkunjung di
habitat mangrove.

Melindungi dan memberi nutrisi
Akar tongkat pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi hewan ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang ditangkap di laut dan di daerah terumbu karang sebelum dewasa memerlukan perlindungan dari predator dan suplai nutrisi yang cukup di daerah mangrove ini.
Sumber: Smallcrab.com