Bioluminescence

Bioluminescence



Bioluminescence atau bioluminesensi adalah emisi cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup karena adanya reaksi kimia tertentu dalam tubuhnya. Kata bioluminescence berasal dari dua bahasa, yaitu bio (=hidup, Yunani) dan lumen (=cahaya, Latin). Fenomena ini dikenalkan pertama kali oleh Aristoteles dalam bukunya yang berjudul "Tentang Warna". Ia menyebutkan bahwa ada sesuatu yang secara alami menyebabkan bagian kepala ikan dan badan sotong terlihat bercahaya. Hingga saat ini, bioluminesensi telah ditemukan secara alami pada berbagai macam organisme di perairan, seperti cumi-cumi, ubur-ubur, gurita, plankton dan lain-lain. Organisme di perairan ini memberikan efek seolah lautan tampak bercahaya (Kompasiana, 2017).
Ada beberapa fungsi bioluminescence bagi hewan laut. Pertama, sebagai pertahanan dari serangan predator. Hewan yang tergolong dalam kelompok dinoflagellateseperti ubur-ubur mempertahankan dirinya dari serangan predator dengan cara memancarkan cahaya pendar sehingga keberadaannya tersamarkan oleh cahaya lain di perairan. 

Fungsi kedua dari fenomena bioluminesensi bagi hewan laut adalah fungsi predasi, yaitu untuk menarik perhatian mangsa. Hewan yang menerapkan fungsi predasi ini contohnya adalah ikan angel, hiu Isistius brasiliensis, dan ikan paus sperma atau Physeter microcephalus. Fungsi lainnya adalah untuk memberikan sinyal kawin. Contohnya cacing Odontosyllis enopladi daerah Bermuda yang menarik perhatian lawan jenisnya dengan memancarkan cahaya (BlackSagittaboy. 2012).
Bioluminescence ditemukan di seluruh biosfer, tetapi hanya pada vertebrata laut, invertebrata dan beberapa jenis tumbuhan. Bioluminescence ditemukan pada makhluk hidup seperti chepalopoda, copepoda, ostracoda, amphipoda, euphausida, beberapa jenis ikan, annelida, plankton dan ubur-ubur. Di darat bioluminescence ditemukan pada beberapa jenis serangga, kunang-kunang, ulat (glow-worm), kumbang dan beberapa jenis diptera. Bioluminescence juga ditemukan pada mikroorganisme (bakteri) di darat maupun di laut.  Bakteri ini tergolong ke dalam bakteri gram negatif, motil, berbentuk batang dan bersifat aerob atau anaerob fakultatif. Contoh bakteri penghasil bioluminescence adalah genus Vibrio (V. harveyi, V. fischeri, V. cholera ), Photobacterium (P. phosphoreum, P. leiognathi), Xenorhabdus (X. luminescens), Alteromonas (A. haneda) dan Shewanella.Sementara itu, hanya sedikit jamur yang diketahui dapat menghasilkan cahaya, di antaranya adalah Armillaria mellea, Panellus Stipticus, Omphalotus nidiformis danMycena sp (BlackSagittaboy. 2012).

Kompasiana. 2017. Fenomena Bioluminesensi pada Hewan Laut. https://www.kompasiana.com.[12 September 2017 ]
BlackSagittaboy. 2012. Bioluminescence. http://blacksagittaboy.blogspot.co.id. [ 29 November 2012]



Posting Komentar