Satelit Dan Lingkungan
SATELIT
DAN LINGKUNGAN
Bumi kita semakin rentan
terhadap berbagai permasalahan lingkungan, seperti perubahan iklim,
deforestasi, polusi udara, banjir, hingga kebakaran hutan. Untuk memahami dan
mengatasinya, manusia membutuhkan teknologi yang mampu mengamati bumi secara
luas, cepat, dan akurat. Salah satu teknologi yang sangat berperan adalah satelit.
Satelit memungkinkan kita
untuk memantau kondisi lingkungan dari luar angkasa, menyediakan data spasial
dalam bentuk citra satelit yang digunakan untuk penelitian, peringatan dini
bencana, dan perencanaan pembangunan berkelanjutan.
Apa Itu Satelit?
Satelit adalah benda yang
mengorbit mengelilingi planet atau benda langit lainnya. Ada dua jenis satelit:
- Satelit alami,
misalnya Bulan yang mengelilingi Bumi.
- Satelit buatan,
yaitu satelit yang dibuat manusia untuk berbagai keperluan, seperti
komunikasi, navigasi, cuaca, dan pemantauan lingkungan.
Satelit buatan dilengkapi
dengan sensor dan instrumen penginderaan jauh (remote sensing) yang dapat
menangkap data radiasi elektromagnetik dari permukaan bumi. Data ini kemudian
diolah menjadi informasi berupa citra satelit.
Jenis Satelit untuk
Lingkungan
Beberapa jenis satelit
yang digunakan untuk pemantauan lingkungan antara lain:
- Satelit Cuaca
- Contoh: Himawari (Jepang), NOAA
(Amerika).
- Digunakan untuk memantau pola cuaca,
badai, dan suhu atmosfer.
- Satelit Penginderaan Jauh (Earth
Observation Satellites)
- Contoh: Landsat, Sentinel, MODIS,
LAPAN-A3.
- Berfungsi merekam kondisi permukaan
bumi, seperti hutan, pertanian, sungai, dan lahan terbangun.
- Satelit Navigasi
- Contoh: GPS, GLONASS, Galileo.
- Membantu pemetaan dan pelacakan
lokasi di permukaan bumi.
- Satelit Komunikasi
- Meski bukan fokus utama, satelit ini
juga mendukung penyebaran data lingkungan secara cepat.
Peran Satelit dalam
Pemantauan Lingkungan
- Pemantauan
Hutan dan Deforestasi
Satelit memberikan data luas tutupan hutan, mendeteksi pembukaan lahan, dan memantau degradasi hutan. Program Global Forest Watch misalnya, memanfaatkan citra Landsat untuk mengidentifikasi deforestasi secara real-time. - Pemantauan
Perubahan Iklim
Satelit mengukur suhu permukaan laut, kelembaban atmosfer, dan konsentrasi gas rumah kaca. Data ini digunakan oleh IPCC dalam laporan perubahan iklim global. - Pengelolaan
Pertanian
Data satelit membantu petani memantau kesehatan tanaman, kelembaban tanah, hingga prediksi panen. Inilah konsep precision agriculture. - Deteksi Bencana Alam
- Banjir:
Satelit radar (misalnya Sentinel-1) dapat mendeteksi genangan air
meskipun tertutup awan.
- Kebakaran Hutan:
MODIS dan VIIRS mampu mendeteksi titik panas (hotspot) secara cepat.
- Gunung Api:
Satelit memantau aktivitas vulkanik, pergerakan awan abu, dan sebaran gas
beracun.
5. Pemantauan
Pesisir dan Lautan
Satelit mengukur kecerahan laut, kualitas perairan, hingga sebaran terumbu
karang. Hal ini penting untuk konservasi ekosistem laut.
- Kualitas Udara
Instrumen satelit seperti TROPOMI (Sentinel-5P) memantau polusi udara, termasuk konsentrasi NO2, SO2, dan ozon di atmosfer.
Manfaat Satelit bagi
Lingkungan
- Data Global:
Satelit mampu mengamati seluruh permukaan bumi secara konsisten.
- Pemantauan Jangka Panjang:
Tren perubahan lingkungan bisa dilacak dari waktu ke waktu.
- Kecepatan:
Data bisa diperoleh hampir real-time, sangat penting untuk sistem
peringatan dini bencana.
- Efisiensi Biaya:
Memantau wilayah luas jauh lebih murah dengan satelit dibanding survei
langsung di lapangan.
Tantangan Penggunaan
Satelit
Meski bermanfaat,
penggunaan satelit menghadapi tantangan, antara lain:
- Resolusi data:
Tidak semua satelit memiliki resolusi tinggi.
- Cuaca:
Awan sering menghalangi satelit optik.
- Biaya:
Peluncuran dan pemeliharaan satelit sangat mahal.
- Pengolahan data:
Dibutuhkan SDM dan perangkat lunak canggih untuk mengolah citra satelit.
Satelit dan Lingkungan di
Indonesia
Indonesia memiliki
beberapa satelit nasional, seperti LAPAN-A2 dan LAPAN-A3, yang digunakan
untuk pemantauan lingkungan dan pertanian. Selain itu, Indonesia juga
memanfaatkan data satelit internasional untuk:
- Pemetaan kebakaran hutan di
Kalimantan dan Sumatera.
- Monitoring banjir di Jakarta.
- Pemantauan terumbu karang di Raja
Ampat.
Prospek Satelit di Masa
Depan
Ke depan, peran satelit
dalam pemantauan lingkungan akan semakin besar dengan adanya:
- Satelit mini (CubeSat):
Biaya lebih murah, bisa diluncurkan dalam jumlah banyak.
- Integrasi AI dan Big Data:
Analisis data satelit akan lebih cepat dan akurat.
- Kolaborasi internasional:
Negara-negara semakin membuka data satelit agar bisa dimanfaatkan bersama.
Referensi :
- Campbell, J. B., & Wynne, R. H. (2011). Introduction to Remote Sensing. Guilford Press.
- Cracknell, A. P. (1997). The Advanced Very High Resolution Radiometer (AVHRR). CRC Press.
- ESA. (2023). Copernicus Sentinel Missions. European Space Agency. Retrieved from https://www.esa.int/
- IPCC. (2022). Climate Change 2022: Impacts, Adaptation, and Vulnerability. Cambridge University Press.
- NASA. (2022). Earth Observation Satellites and Climate Monitoring. Retrieved from https://earthobservatory.nasa.gov/
- Sutanto. (1999). Penginderaan Jauh: Jilid 1. Gadjah Mada University Press.
Komentar
Posting Komentar