Satelit Dan Lingkungan

 

SATELIT DAN LINGKUNGAN

5 Cara Melindungi Satelit dari Bahaya Luar Angkasa - NI

Bumi kita semakin rentan terhadap berbagai permasalahan lingkungan, seperti perubahan iklim, deforestasi, polusi udara, banjir, hingga kebakaran hutan. Untuk memahami dan mengatasinya, manusia membutuhkan teknologi yang mampu mengamati bumi secara luas, cepat, dan akurat. Salah satu teknologi yang sangat berperan adalah satelit.

Satelit memungkinkan kita untuk memantau kondisi lingkungan dari luar angkasa, menyediakan data spasial dalam bentuk citra satelit yang digunakan untuk penelitian, peringatan dini bencana, dan perencanaan pembangunan berkelanjutan.


Apa Itu Satelit?

Satelit adalah benda yang mengorbit mengelilingi planet atau benda langit lainnya. Ada dua jenis satelit:

  1. Satelit alami, misalnya Bulan yang mengelilingi Bumi.
  2. Satelit buatan, yaitu satelit yang dibuat manusia untuk berbagai keperluan, seperti komunikasi, navigasi, cuaca, dan pemantauan lingkungan.

Satelit buatan dilengkapi dengan sensor dan instrumen penginderaan jauh (remote sensing) yang dapat menangkap data radiasi elektromagnetik dari permukaan bumi. Data ini kemudian diolah menjadi informasi berupa citra satelit.


Jenis Satelit untuk Lingkungan

Beberapa jenis satelit yang digunakan untuk pemantauan lingkungan antara lain:

  1. Satelit Cuaca
    • Contoh: Himawari (Jepang), NOAA (Amerika).
    • Digunakan untuk memantau pola cuaca, badai, dan suhu atmosfer.
  2. Satelit Penginderaan Jauh (Earth Observation Satellites)
    • Contoh: Landsat, Sentinel, MODIS, LAPAN-A3.
    • Berfungsi merekam kondisi permukaan bumi, seperti hutan, pertanian, sungai, dan lahan terbangun.
  3. Satelit Navigasi
    • Contoh: GPS, GLONASS, Galileo.
    • Membantu pemetaan dan pelacakan lokasi di permukaan bumi.
  4. Satelit Komunikasi
    • Meski bukan fokus utama, satelit ini juga mendukung penyebaran data lingkungan secara cepat.

Peran Satelit dalam Pemantauan Lingkungan

  1. Pemantauan Hutan dan Deforestasi
    Satelit memberikan data luas tutupan hutan, mendeteksi pembukaan lahan, dan memantau degradasi hutan. Program Global Forest Watch misalnya, memanfaatkan citra Landsat untuk mengidentifikasi deforestasi secara real-time.
  2. Pemantauan Perubahan Iklim
    Satelit mengukur suhu permukaan laut, kelembaban atmosfer, dan konsentrasi gas rumah kaca. Data ini digunakan oleh IPCC dalam laporan perubahan iklim global.
  3. Pengelolaan Pertanian
    Data satelit membantu petani memantau kesehatan tanaman, kelembaban tanah, hingga prediksi panen. Inilah konsep precision agriculture.
  4. Deteksi Bencana Alam
    • Banjir: Satelit radar (misalnya Sentinel-1) dapat mendeteksi genangan air meskipun tertutup awan.
    • Kebakaran Hutan: MODIS dan VIIRS mampu mendeteksi titik panas (hotspot) secara cepat.
    • Gunung Api: Satelit memantau aktivitas vulkanik, pergerakan awan abu, dan sebaran gas beracun.

5.      Pemantauan Pesisir dan Lautan
Satelit mengukur kecerahan laut, kualitas perairan, hingga sebaran terumbu karang. Hal ini penting untuk konservasi ekosistem laut.

  1. Kualitas Udara
    Instrumen satelit seperti TROPOMI (Sentinel-5P) memantau polusi udara, termasuk konsentrasi NO2, SO2, dan ozon di atmosfer.

 

Manfaat Satelit bagi Lingkungan

  • Data Global: Satelit mampu mengamati seluruh permukaan bumi secara konsisten.
  • Pemantauan Jangka Panjang: Tren perubahan lingkungan bisa dilacak dari waktu ke waktu.
  • Kecepatan: Data bisa diperoleh hampir real-time, sangat penting untuk sistem peringatan dini bencana.
  • Efisiensi Biaya: Memantau wilayah luas jauh lebih murah dengan satelit dibanding survei langsung di lapangan.

Tantangan Penggunaan Satelit

Meski bermanfaat, penggunaan satelit menghadapi tantangan, antara lain:

  • Resolusi data: Tidak semua satelit memiliki resolusi tinggi.
  • Cuaca: Awan sering menghalangi satelit optik.
  • Biaya: Peluncuran dan pemeliharaan satelit sangat mahal.
  • Pengolahan data: Dibutuhkan SDM dan perangkat lunak canggih untuk mengolah citra satelit.

Satelit dan Lingkungan di Indonesia

Indonesia memiliki beberapa satelit nasional, seperti LAPAN-A2 dan LAPAN-A3, yang digunakan untuk pemantauan lingkungan dan pertanian. Selain itu, Indonesia juga memanfaatkan data satelit internasional untuk:

  • Pemetaan kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera.
  • Monitoring banjir di Jakarta.
  • Pemantauan terumbu karang di Raja Ampat.

Prospek Satelit di Masa Depan

Ke depan, peran satelit dalam pemantauan lingkungan akan semakin besar dengan adanya:

  • Satelit mini (CubeSat): Biaya lebih murah, bisa diluncurkan dalam jumlah banyak.
  • Integrasi AI dan Big Data: Analisis data satelit akan lebih cepat dan akurat.
  • Kolaborasi internasional: Negara-negara semakin membuka data satelit agar bisa dimanfaatkan bersama.

 

 

Referensi :

  • Campbell, J. B., & Wynne, R. H. (2011). Introduction to Remote Sensing. Guilford Press.
  • Cracknell, A. P. (1997). The Advanced Very High Resolution Radiometer (AVHRR). CRC Press.
  • ESA. (2023). Copernicus Sentinel Missions. European Space Agency. Retrieved from https://www.esa.int/
  • IPCC. (2022). Climate Change 2022: Impacts, Adaptation, and Vulnerability. Cambridge University Press.
  • NASA. (2022). Earth Observation Satellites and Climate Monitoring. Retrieved from https://earthobservatory.nasa.gov/
  • Sutanto. (1999). Penginderaan Jauh: Jilid 1. Gadjah Mada University Press.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Geologi Regional Lembar Ujung Pandang

KOMPAS GEOLOGI