BRAIN ROT
Definisi
Brain rot adalah istilah yang merujuk pada penurunan fungsi kognitif atau kerusakan kemampuan berpikir kritis akibat paparan berlebihan terhadap konten media yang tidak berkualitas, terutama dari media sosial atau video hiburan yang bersifat pasif dan dangkal. Istilah ini secara harfiah berasal dari bahasa Inggris: brain berarti otak, dan rot berarti pembusukan.
Fenomena ini ditandai dengan penurunan kemampuan berpikir kritis, menurunnya konsentrasi, dan kesulitan dalam menyerap atau mengevaluasi informasi secara mendalam. Hal ini berkaitan erat dengan kebiasaan konsumsi informasi yang bersifat cepat, dangkal, dan berlebihan tanpa proses penyaringan atau refleksi yang memadai.
Penyebab
Beberapa faktor utama yang menyebabkan fenomena brain rot antara lain:
-
Ketergantungan pada teknologi digital: terutama perangkat seperti smartphone dan tablet yang memfasilitasi akses instan terhadap konten hiburan.
-
Paparan informasi berlebihan (information overload): tingginya volume informasi dari berbagai platform tanpa kemampuan untuk mengelola atau memfilter secara efektif.
-
Konsumsi konten tidak berkualitas secara terus-menerus: terutama yang tidak menstimulasi pemikiran atau analisis kritis.
-
Lingkungan sosial yang permisif terhadap distraksi digital.
Cara Mengatasi
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi dampak brain rot antara lain:
-
Mengurangi waktu penggunaan media sosial dan alat digital lainnya.
-
Membiasakan diri dengan aktivitas fisik seperti olahraga, berjalan kaki, atau kegiatan hobi yang tidak melibatkan layar.
-
Melatih otak dengan membaca buku, menulis, berdiskusi langsung, atau mempelajari hal baru secara aktif.
-
Menghindari multitasking, terutama saat belajar atau bekerja.
-
Membangun kesadaran kritis (skeptisisme) terhadap informasi yang diterima secara online.
Fenomena brain rot merupakan tantangan nyata di era digital saat ini. Meskipun kita tidak dapat sepenuhnya menghindari teknologi, kita tetap bisa mengontrol cara menggunakannya. Sebagaimana dikatakan oleh filsuf RenĂ© Descartes, "Cogito, ergo sum" – Aku berpikir, maka aku ada. Maka berpikir kritis menjadi kunci agar kita tetap hadir secara utuh di tengah arus informasi yang deras.
Referensi
-
Carr, N. (2010). The Shallows: What the Internet Is Doing to Our Brains. New York: W. W. Norton & Company.
-
Newport, C. (2019). Digital Minimalism: Choosing a Focused Life in a Noisy World. New York: Portfolio.
-
Postman, N. (1985). Amusing Ourselves to Death: Public Discourse in the Age of Show Business. New York: Viking Penguin.
Komentar
Posting Komentar