Fenomena Unik setelah gempa di Malang, Cloud Iridescence




Baru-baru ini sosial media dihebohkan dengan kemunculan awan bercahaya pelangi. Hal ini sontak membuat warga merekam dan mengambil gambar fenomena awan unik ini setelah adanya kejadian gempa bumi.

Apakah fenomena ini berkaitan dengan adanya gempa bumi di Malang?

Erma Yulihastin, peneliti Pusat Sains dan  Antariksa Lembaga Antariksa dan Aeronautika Nasional (LAPAN), menjelaskan fenomena awan bercahaya dan memiliki biasan warna ini disebut awan warna-warni atau awan pelangi. “Awan berwarna pelangi yang muncul pasca gempa Malang pada 10 April 2021 merupakan awan langka”.

Menurutnya, awan tersebut bisa terbentuk di dataran tinggi dan pegunungan pada sore hari menjelang matahari terbenam.  Awan pelangi terbentuk pada jenis awan menengah-tinggi, seperti cirrus, awan altocumulus, awan cirrocumulus, dan awan kolumnar. Ia mengatakan: “Jika melihat foto dan video awan Malang, awan pelangi dibentuk oleh awan altocumulus”. Pada saat yang sama cahaya pelangi yang terlihat dari awan merupakan hasil difraksi cahaya matahri oleh partikel es kecil di awan. Baik awan cirrus, leticular, cirrocumulus maupun altocumulus disebur sebagai awan yang kaya dengan partikel es.

Pendapat lain dikemukakan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, fenomena pancaran sinar pada awan setelah gempa hanya kebetulan. Sedangkan menurut Astronomi Amatir Indonesia, Marufin Sudibyo mengatakan, fenomena langit berawan yang terlihat pada foto memancarkan cahaya pelangi yang disebut sebagai fenomena atmosfer yang iritasi atau cloud irisdescence. Fenomena ini murni akibat adanya sumber cahaya kuat (Matahari) dan penghalang awan yang bagian tepinya lebih tipis.

Apa itu fenomena cloud iridesdacence?


Cloud Iridescence atau irisation merupakan fenomena optik warna-warni yang terjadi di awan dan muncul di dekat Matahari dan Bulan. Warnanya mirip dengan yang terlihat pada gelembung sabun dan minyak di permukaan air. Ini adalah jenis fotometeor.

Fenomena yang cukup umum ini paling sering diamati pada awan altocumulus, cirromulus, lenticular, dan cirrus.Kadang-kadang muncul sebagai pita yang sejajar dengan tepi awan. Iridescence juga terlihat di awan stratosfer kutub utara yang jauh lebih jarang, juga disebut awan nacreous.

Warna biasanya pastel, tetapi bisa sangat cerah atau tercampur, terkadang mirip dengan mutiara. Saat muncul di dekat Matahari, efeknya mungkin sulit dikenali karena tenggelam dalam silau Matahari. Ini dapat diatasi dengan melindungi sinar matahari dengan tangan atau menyembunyikannya dibalik pohon atau bangunan. Alat bantu lainnya adalah kaca mata gelap, atau mengamati pantulan langit di cermin cembung atau di genangan air.

Sumber artikel:

kompas.com

Wikipedia

Posting Komentar