AWAN MAMMATUS
Sumber gambar : detik.com
Dilansir dari berita detikcom, kemunculan awan berbentuk kotak-kotak itu
disebut terjadi disejumlah Kecamatan di Sinjai yakni Sinjai Utara, Sinjai Tengah, dan Sinjai
Barat. Waktu kemunculan awan terjadi pada jumat 2 April sekitar pukul 15.00
Wita dan ada pula yang terjadi selepas magrib. Kemunculan awan yang berbentuk
kotak-kotak ini merupakan Awan Mammatus.
Menurut BMKG wilayah IV Makassar, Agusmin mengatakan awan mammatus merupakan
bagian awan kumulonimbus, yakni jenis awan yang kerap dihubung-hubungkan dengan
hujan lebat ataupun dengan kejadian ekstrim.
Fenomena awan Mammatus juga menjadi perbincangan setelah muncul di Irak pada
tahun 2020. Awan berbentuk seperti gantungan kantung itu sempat diabadikan oleh
seorang warga kota Amedi di Irak.
Apa itu Awan Mammatus?
Awan Mammatus atau Mammatocumulus adalah istilah meteorologikal untuk
bentuk gumpalan-gumpalan menggantung yang terbentuk didasar awan.
Ada banyak istilah untuk awan mammatus, seperti mamma, mammatocumulus, atau
mammory cloud. Kata ini sebenarnya berasal dari bahasa latin “mamma”, yang
berarti payudara atau ambing yang dikenal sebagai istilah peternakan.
Mammatus terjadi ketika udara dari lapisan awan turun ke udara jernih di
bawah dan menguapnya tetesan awan. Hal ini mendinginkan udara dan membuatnya
turun lebih cepat. Beberapa awan ikut terseret ke bawah sehingga membentuk
sebuah kantung.
Mammatus umumnya dihubungkan dengan badai petir. Umumnya terbentuk di dasar
awan kumulonimbus, namun juga dapat terbentuk pada awan altokumulus, altostratus,
stratokumulus, dan sirus, juga awan abu gunung berapi.
Di Amerika Serikat, pengamat dapat mengenal ciri-ciri awan mammatus. Ketika
terbentuk pada awan kumulonimbus, awan mamatus dianggap pertanda akan datang
badai besar atau bahkan badai tornado. Karena bahayanya lingkungan tempat
terbentuknya awan, penerbang umumnya diminta waspada untuk menghindari awan
kumulonimbus dengan mammatus.
Bagaimana cara terbentuk awan mammatus ?
Menurut National Weather Service Online School for Weather, awan mammatus
terjadi dilapisan awan turun ke udara yang jernih di bawahnya dan tetesan awan
yang menguap.
Lebih jelasnya, Mammatus terbentuk oleh udara yang tenggelam harus lebih
dingin daripada udara di sekitarnya dan memiliki kadar air atau es yang tinggi.
Awan terbentuk di udara yang naik, oleh karena itu mammatus terbentuk di udara
yang tenggelam.
Mammatus bisa berumur panjang jika udara yang tenggelam mengandung tetesan
besar dan kristal salju karena partikel yang lebih besar membutuhkan jumlah
energi yang lebih besar untuk terjadinya penguapan. Seiring waktu, tetesan awan
akhirnya menguap dan akan membuat mammatus larut di udara.
Sumber :
news.detik.com
m.cnnindonesia.com
id.m.wikipedia.org
Posting Komentar