Topik Kajian Pengurus (GNNS)

 

GNSS (Global Navigation Satellite System)

1.      Apa Itu GNSS?

GNSS ( Global Navigation Satellite System ) adalah istilah umum yang mencakup semua sistem navigasi satelit global, termasuk GPS. Dengan kata lain, GNSS merupakan kumpulan sistem satelit dari berbagai negara yang digunakan bersama untuk meningkatkan keakuratan dan cakupan sinyal. Di Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, GNSS sangat krusial untuk pemetaan, navigasi maritim, mitigasi bencana, dan pengelolaan sumber daya alam.

Dengan integrasi multi-konstelasi ini, GNSS memberikan hasil navigasi yang lebih presisi dan lebih stabil dalam berbagai kondisi. GNSS mencakup beberapa konstelasi satelit yang dikelola oleh berbagai negara, yaitu:

  • GPS (Amerika Serikat) – 31 satelit
  • GLONASS (Rusia) – 24 satelit
  • Galileo (Uni Eropa) – 23 satelit
  • BeiDou (Tiongkok) – 44 satelit
  • QZSS (Jepang) – 4 satelit
  • IRNSS/NAVIC (India) – 7 satelit

Secara sederhana, GNSS adalah istilah umum yang mencakup GPS dan sistem serupa lainnya yang dioperasikan di berbagai negara. Setiap sistem GNSS menggunakan satelit dan jaringan kontrol berbasis darat untuk memungkinkan perangkat dengan penerima GNSS memperoleh posisi secara akurat dengan menggabungkan sinyal dari berbagai sistem.

2.                  Komponen Utama GNSS (3 Segmen)

  • Segmen Luar Angkasa (Space Segment) → Konstelasi satelit yang mengorbit Bumi dan mengirim sinyal.
  • Segmen Pengendali (Control Segment) → Stasiun-stasiun di Bumi yang memantau satelit, memperbaiki orbit, dan mengunggah data efemeris & jam.
  • Segmen Pengguna (User Segment) → Receiver GNSS (di HP, drone, alat survey, mobil, dll.) yang menerima dan menghitung posisi.

3.      Prinsip Dasar GNSS

Receiver GNSS menghitung posisi dengan metode trilaterasi dari minimal 4 satelit. Kesalahan utama yang harus dikoreksi:

·         Kesalahan orbit satelit

·         Delay ionosfer & troposfer

·         Multipath (pantulan sinyal)

4.    Teknik GNSS yang Umum Digunakan

  • Real-Time Kinematic (RTK)
  • Network RTK (NTRIP/CORS)
  • Precise Point Positioning (PPP)
  • PPP-AR (Ambiguity Resolution)
  • Post-Processing Kinematic (PPK)
  • Static & Rapid Static
  • Multi-Frequency & Multi-Constellation

5.      Perkembangan dan Pemanfaatan GNSS di Indonesia

- Pemantauan deformasi gunung api (Merapi, Sinabung, dll.)

- Pemetaan batas wilayah dan kadaster

- Navigasi penerbangan dan pelayaran

- Sistem peringatan dini tsunami (InaBuoy, InaCBG)

- Pertanian presisi dan smart farming

 

SUMBER REFERENSI

 D. Hasanuddin, et al. (2020). “Implementasi CORS BIG untuk mendukung penentuan posisi real-time di Indonesia.” 

H. Z. Abidin, et al. (2019). “Studi akurasi penentuan posisi GNSS di wilayah Indonesia menggunakan teknik PPP dan RTK.” 

I. Gumilar, et al. (2021). “Analisis performa multi-GNSS (GPS+GLONASS+Galileo+BeiDou) pada monitoring deformasi gunung api di Indonesia.” 

M. A. Aziz, et al. (2023). “Perbandingan akurasi RTK-NTRIP versus PPP-AR pada survei kadaster di wilayah perkotaan Indonesia.” 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOMPAS GEOLOGI

Geologi Regional Lembar Ujung Pandang