“Misteri Segitiga Bermuda”

 

                    Sumber gambar : National Geographic Indonesia

 

Segitiga Bermuda merupakan Wilayah Samudera Atlantik Utara yang dibatasi oleh pantai Tenggara AS, Bermuda dan pulau-pulau Antilles besar (Kuba, Hispaniola, Jamaika dan Puertoriko). Segitiga Bermuda sudah dikenal sejak 56 tahun yang lalu, Segitiga Bermuda juga disebut sebagai “Segitiga Setan”. Pada bulan Maret 1918, collier USS Cyclops, dalam perjalanan ke Baltimore, Maryland, dari Brazil, menghilang di dalam Segitiga Bermuda. Tidak ada penjelasan yang diberikan atas kepergiannya dan tidak ada puing-puing yang ditemukan. Sekitar 27 tahun kemudian, satu skuadron pembom (secara kolektif dikenal sebagai Penerbangan 19) di bawah American Lieut. Charles Carroll Taylor menghilang di wilayah udara di atas Segitiga Bermuda. Seperti dalam insiden Cyclops, tidak ada penjelasan yang diberikan dan puing-puing tidak ditemukan. (National Geographic Indonesia, 2020)

Kemudia pada tahun Segitiga Bermuda, bermula ketika 5 orang Angkatan Laut Amerika hilang pada tahun 1945. Misi yang dikenal dengan Flight 19 membawa 14 orang dan lepas landas dari lapangan terbang Fort Lauderdale. Dalam penerbangan tersebut, kompas pesawat tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga para kru menghilang. Terbang tanpa arah samapai kehabisan bahan bakar dan terpaksa mendarat di atas air. Pada hari itu juga, 13 penyelamat hilang saat melakukan pencarian para kru dari pesawat flight 19 (National Geographic Indonesia, 2020)


Pada tahun 1964, Penulis Amerika Vincent Gaddis mendefinisikan batas-batas Segitiga Bermuda untuk pertama kalinya, dalam terbitan Argosy. Disebut Segitiga Bermuda karena berbentuk segitiga zona di Atlantik. Dalam artikelnya Gaddis menyebutnya dengan “Deadly Bermuda  Triangle atau Segitiga Bermuda mematikan. Hingga pada tahun 2018 tercatat sekitar 75 pesawat dan ratusan kapal telah menghilang di Segitiga Bermuda. Sampai saat ini tidak diketahui secara pasti apa yang terjadi dan hingga saat ini para pakar sedang mencoba mempelajari lebih lanjut (www.idntimes.com, 2020).



Posting Komentar